Sabtu, 31 Oktober 2009

Tugas Pak Moko





Wirelless microphone :
Microphone nirkabel yakni microphone yang koneksinya tidak menggunakan kabel. Mentransmisikan sinyalnya menggunakan pemancar radio FM kecil yang terhubung kepada receivernya dalam satu sound system.

Sabtu, 10 Oktober 2009

Tugas Pak Moko

Jenis – jenis Microphone
Microphone adalah alat atau komponen audio yang digunakan untuk merekam signal audio baik vocal, akustik instrumen atau apapun yg bisa menjadi sumber suara.

Jenis-jenis Microphone :
a. Condenser Microphone : mic ini mempunyai karakter yang sangat sensitif dan akurat dengan polarity yang bisa diatur dengan kondisi ruangan








b. Dynamic Microphone : sangat populer dipakai untuk karakteristik akustik instrument yang mana mempunyai polarity yang terbatas dan bisa menerima signal yang sangat kuat seperti drumset,amplifires, dan beberapa vocal






c. Ribbon Microphone : mempunyai karakter yang sama dgn dynamic mic, tetapi mempunyai dua medan magnet. mic ini sangat populer dari tahun 1930-1960 dan mempunyai ciri suara yg khas atau tua serta unik












POLARITY PATTERNS
Polarity Patterns adalah suatu jangkauan mic terhadap signal-signal yang ditangkap, adapun pola kerja pattern tersebut secara :
a. Omnidirectional : jangkauan ini meliputi keseluruhan ruangan yang ditangkap suaranya.
b. Cardioed ( directional ) : jankauan ini hanya meliputi daerah bagian mic yang depan saja yang dapat menangkap signal suara
c. Figure 8 ( bidirectional ) : jangkauan ini hanya meliputi bagian depan dan belakang mic saja yangdapat menangkap signal suara

Omnidirectional mikrofon
dapat mengambil suara dari hampir segala arah, karena pick-up elektronik ditempatkan di tengah sebuah kubah tertutup jala. Omnidirectional mikrofon dapat dengan mudah diidentifikasi oleh bulat khas mereka berakhir. Mikrofon searah biasanya berakhir di sebuah flat mesh. Elektronik yang sensitif dari sebuah mikrofon Omnidirectional biasanya dilindungi oleh bohlam mesh yang berat. Mesh ini membuat benda asing memasuki ruang batin dan berpotensi mencemari filamen. Beberapa Omnidirectional mikrofon mengambil cangkang pelindung ini satu langkah lebih jauh. Sebuah penutup yang terbuat dari karet busa sering digunakan sebagai pelindung lengan.Busa tidak mencegah masuk suara dari mikrofon dan juga bertindak sebagai perisai terhadap angin dan bunyi napas eksplosif. Ambient kebisingan adalah perhatian bersama dengan Omnidirectional mikrofon. Sebuah mikrofon searah biasanya dilindungi dengan kawat tebal, tetapi tidak ada karet busa bajunya.

Bidirectional
Picks up sound from two opposite directions. Memungut suara dari dua arah yang berlawanan. Menggunakan figur-of-delapan pola dan memungut suara yang sama dari dua arah yang berlawanan.
Penggunaan: Seperti yang dapat Anda bayangkan, tidak ada banyak situasi yang membutuhkan pola kutub ini. . Satu kemungkinan akan menjadi sebuah wawancara dengan dua orang yang saling berhadapan (dengan mic di antara mereka).
Unidirectional
Sebuah mikrofon searah sensitif terhadap suara dari satu arah.Diagram di atas menggambarkan beberapa pola-pola ini. Mikrofon menghadap ke atas di masing-masing diagram.Intensitas suara frekuensi tertentu diplot untuk sudut-sudut radial 0-360 °.Professional diagram menunjukkan sisik ini dan menyertakan beberapa plot pada frekuensi yang berbeda.Diagram yang diberikan di sini hanya memberikan gambaran mengenai pola khas bentuk, dan nama-nama mereka.)

Jumat, 25 Juli 2008

Tugas Pak Moko

1. SEJARAH TELEVISI

Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell)

Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)

Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk

Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.

TV ELEKTRONIK
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.


TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.

Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.

TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA yang belajar dari pengalaman CBS mulai membangun sistem warna menurut formatnya. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna dan sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.

Berpuluh tahun kemudian hingga awal milenium baru abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama. Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi orang tentang televisi. Tetapi semuanya secara perlahan mulai berubah, televisi secara bertahap sudah memasuki era digital.
Dikutip dari: misteridigital.wordpress.com

Sejarah Penemuan dan Inovasi Televisi
Sebelum saya lebih jauh lagi menulis perkembangan dunia televisi, maka alangkah baiknya jika blog ini juga saya isi dengan tulisan tentang sejarah penemuan dan inovasi televisi di dunia. Saya menyusun bahan ini dari berbagai sumber, termasuk Wikipedia.

Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.

Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun perusahaan. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun.

Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.

1876 - George Carey menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai Sinar Katoda.

1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis.

1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.

1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan oleh ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi cikal bakal televisi layar tabung.

1900 - Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.

1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.

1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.

1923 - Vladimir Kozma Zworykin, mendaftarkan paten atas namanya untuk penemuannya, kinescope, televisi tabung pertama di dunia. Setahun kemudian, dia mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat dan menyelesaikan studi doktornya di Universitas Pittsburgh. Vladimir lahir di Rusia, 30 Juli 1889. Dia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. Dia bekerja di perusahaan elektronik RCA dan selama 1930 hingga 1940-an, perusahaan itu memanjakannya dengan menguras dana US$ 150 juta untuk produksi teknologi televisi. Keterbukaan Zworykin pada kritik, membuatnya menemukan penemuan baru lagi. Sebuah kamera tabung. Ini melengkapi teknologi televisi tabung penemuannya. Penemuan itu dinamakannya iconoscope, berasal dari bahasa Yunani, icon yang berarti citra dan scope yang berarti mengamati. Ia meninggal karena usia tua pada 29 Juli 1982. Dialah yang kemudian sebagai Sang Penemu Televisi. (1889-1982).

1939 - tepatnya tanggal 11 Mei, untuk pertama kalinya, sebuah pemancar televisi dioperasikan di kota Berlin, Jerman. Dengan demikian, dunia mulai berkenalan dengan alat komunikasi secara visual. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai penghargaan terhadap Powel Nipkov, ilmuwan terkenal Jerman dan salah seorang penemu peralatan televisi.

1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
1956 - Robert Adler kelahiran Amerika Serikat bersama rekannya Eugene Polley, menemukan remote control televisi. Walaupun bukan televisinya, tetapi penemuannya menjadi sangat penting bagi teknologi televisi. Dia meninggal dalam usia 93 tahun. Penerima penghargaan Emmy tahun 1997 karena penemuannya itu mendapatkan lebih dari 180 paten Amerika selama karir 58 tahunnya. Menurut istrinya, pengendali jarak jauh televisi itu bukanlah penemuan favoritnya dan dia jarang menonton televisi.

1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan layar televisi dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown.

1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.

1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
1968 - Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.

1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.

1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.

1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.

2000-an, masing-masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.

2008 dan seterusnya, menyusul perkembangan televisi digital di negara-negara Amerika dan Eropa, Indonesia juga akan menerapkan sistem penyiaran Televisi digital (Digital Television/DTV) adalah jenis TV yang menggunakan Modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi.

Latar belakang pengembangan televisi digital:
-Perubahan lingkungan eksternal
-Pasar TV analog yang sudah jenuh
-Komplain adanya noise, ghost dll
-Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel (Cable Television)

Perkembangan teknologi :
-Teknologi pemrosesan sinyal digital (Digital Signal Processor)
-Teknologi transmisi digital
-Teknologi semikonduktor
-Teknologi peralatan display yang beresolusi tingggi

Keunggulan televisi digital :
-High Definition. 5~6 kali lebih halus dibanding televisi analog
-Finest sound. Kemampuan mereproduksi suara seperti sumber aslinya
-Multifunction. Memberi kemampuan untuk merekam dan mengedit siaran
-Multichannel (satu saluran dapat diisi lebih dari 5 program yang berbeda)
Dikutip dari: dunia tv.com

2. PRINSIP KERJA PEMANCAR TELEVISI
Bagaimanakah Televisi Bekerja?
Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera

Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.

PRINSIP KERJA TELEVISI
Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.
Selain gambar, juga membawa suara ?
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.
Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.

JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI
Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:
NTSC (National Television System Committee)
PAL (Phases Alternating Line)
SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
PALB
NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.

BAGIAN-BAGIAN TELEVISI
Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.


Rangkaian Penala (tuner)
Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal.Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.



Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala ( tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.


Rangkaian Detektor Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.

Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL(automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.

Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.


Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.



Rangkaian Audio
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.


JENIS-JENIS LAYAR TELEVISI

Tipe Layar Televisi CRT (catode ray tube)
Pada televisi jenis ini layar terlihat lebih cembung ketimbang jenis lainnya. Teknologi televisi dengan tabung CRT tergolong paling tua dan hingga saat ini terus digunakan dan dikembangkan. Walaupun telah muncul teknologi yang baru. Tabung CRT hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube) sedang untuk perbandingannya, plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil.

Tipe Layar Televisi Plasma
Dalam prinsipnya, layar plasma tersusun atas dua lembar kaca. Di antara keduanya diisi ribuan sel, yang ratusan di antaranya berisi gas xenon dan neon. Dua jenis elektroda panjang, address electrode dan transparent display electrode, direntangkan di antara lempengan kaca tersebut. Saat layar plasma dihidupkan, elektroda-elektroda yang saling berpotongan di atas sel itu diberi muatan listrik oleh komputer layar untuk mengionisasi gas dalam sel. Ini berlangsung ribuan kali dalam sepersekian detik. Arus listrik pun melewati gas di dalam sel dan menghasilkan aliran partikel bermuatan listrik yang cepat, yang merangsang atom gas tersebut melepaskan foton ultraviolet.


Foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor
Kemudian, foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor yang akhirnya melepaskan energi di dalam bentuk sinar foton yang jelas. Setiap pixel tersusun atas tiga sel sub pixel yang terpisah, masing-masing dengan fosfor yang berbeda warna, yaitu; merah, hijau, biru yang akan bercampur menghasilkan warna pixel.
Untuk menyeragamkan kekuatan arus listrik yang mengalir melalui sel berbeda, sistem kontrolnya akan menambah atau mengurangi intensitas warna setiap sub pixel. Hal ini untuk menghasilkan ratusan kombinasi merah, hijau, dan biru yang berbeda. Dengan cara ini, sistem kontrol dapat menghasilkan warna dalam spektrum luas, sekira ada 16,77 juta warna bisa dihasilkan sebuah layar plasma. Inilah yang membuat tampilan gambar plasma sangat tajam dan jelas.
Dikutip dari: www.silaturahmi-forum.blogspot.com

3.HDTV dan STANDARISASI
HDTV adalah merupakan media komunikasi baru dan teknologinya
masih dalam proses penggarapan yang sangat ramai, terutama pada awal
dekade ini. Secara singkat sejarah perkembangan HDTV dimulai oleh
Jepang yang dimotori oleh pusat riset dan pengembangan NHK (TVRI/RRI
-nya Jepang) pada tahun 1968, kemudian diikuti oleh Masyarakat Eropa
sebagai pembanding dan akhirnya Amerika Serikat menjadi kompetitor
yang harus diperhitungkan.
Diperkirakan bahwa teknologi HDTV ini akan menjadi standar
televisi masa depan, sehingga seorang peneliti senior dalam bidang
sistem strategi dan manajemen Dr. Indu Singh meramalkan bahwa pasar
dunia untuk HDTV ini akan mencapai 250 billion dolar pertahun (tahun
2010). Untuk itu pada dekade tahun 1990 ini negara-negara maju telah
dan sedang berusaha agar bisa membuat teknologi tersebut sehingga
bisa menguasai pasar dunia (posisi strategis).
Karena itu maka sekarang telah bermunculan berbagai standar,
yang satu sama lainnya saling berbeda. Yang menjadi persoalan
sekarang adalah bagaimana sebaiknya bagi negara berkembang ?

Sebelumnya marilah kita simak dulu pengertian dasar dari HDTV dan
prasarat idealnya.

Apa itu HDTV ?

HDTV dapat diartikan sebagai suatu sistem media komunikasi
bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas ketajaman gambar
(resolusi) yang sangat tinggi (hampir sama dengan kualitas film 35-mm)
dan kualitas suaranya juga menyerupai CD (Compact Disk). Dalam hal
ini teknologi pemrosesan sinyal dijital dan displai memberikan peran
yang sangat penting. Diharapkan juga bahwa nantinya bisa melayani
multi-bahasa dan multi media.

Karena HDTV merupakan sistem komunikasi, maka seperti juga
sistem komunikasi konvensional, untuk penyelenggaraannya memerlukan
beberapa komponen dasar seperti pusat produksi (studio),
pemroses/penyimpan. sistem transmisi dan pesawat penerima.

Sistem Siaran Ideal
Untuk dapat menyelenggarakan sistem siaran HDTV baik secara nasional
maupun global yang ideal, diperlukan beberapa kriteria antara lain
sebagai berikut :
- Penggunaan sinyal standar yang sama (di dunia /dalam satu negara)
- Biaya pesawat penerima yang murah /terbeli oleh khalayak
- Kompatibel dengan sistem yang sudah ada
- Bisa dihubungkan dengan media lain (multi-media)
- Dapat terjangkau secara meluas (aspek pemerataan)

Kompetisi Standar

Disamping aspek pasar yang menggiurkan, dalam sistem penyele-
nggaran HDTV yang global mempunyai dampak yang luas pada bidang
budaya, sosial politik sampai pada pertahanan. Karena itu
negara-negara maju telah berlomba agar sistem yang mereka kembangkan
itu nantinya dapat dipakai sebagai standar dunia (global).
Standar yang telah masuk dalam agenda rapat CCIR( badan inter-
nasional yang menangani standarisasi sistem penyiaran), baru dua
yaitu MUSE (Jepang) dan HD-MAC (Eropa). Sementara itu Amerika Serikat
yang diatur oleh FCC (Komisi Komunikasi) sedang ditegangkan untuk
memutuskan satu standar dari masing-masing team (konsorsium) yang
sedang berkompetisi.
Karena kepentingan masing-masing negara yang berbeda-beda
apakah CCIR bisa memutuskan pemakain standar yang tunggal ? Pengalaman
dari sistem TV konvensional yaitu adanya PAL/SECAM di Eropa & ASEAN,
NTSC di Amerika dan Jepang, rasanya sulit CCIR untuk bisa memutuskan
pemakaian tunggal sistem penyiaran HDTV ini.

Disamping itu juga ada badan standarisasi dibawah ISO yaitu
MPEG (Kompas 25 April 1993, penulis yang sama) yang menangani
standarisasi pengkodean dan pemampatan sinyal gambar bergerak.
Untuk sinyal gambar dengan ketajaman tinggi (HDTV), sampai saat ini
belum ada kesepakatan dan direncanakan diselesaikan pada tahun 1995.

Negara Berkembang

Setiap negara tentu saja menginginkan bahwa negaranya bisa maju
dalam segala hal, termasuk teknologi HDTV. Bagi negara maju yang
infrastrukurnya sudah lengkap yang menjadi masalah penerapan adalah
kompetisi.

Namun demikian bagaimana dengan negara berkembang yang
infrastrukturnya masih terbatas (lihat idealisasi sistem siaran diatas)
, apakah mau menciptakan standar sendiri ataukah mengikuti standar yang
sedang dikembangkan oleh bangsa maju dan kapankah HDTV tersebut layak
diterapkan?
Karena tingkatan teknologi HDTV yang ada sudah demikian maju ,
kemungkinan membuat standar sinyal sendiri hanyalah membuang waktu
dan dana. Namun demikian kalau mengikuti standar lain harus bagaimanakah?


Alangkah bijaksananya kalau negara berkembang bisa mempelajari
sistem HDTV ini baik dari segi produksi, transmisinya, pesawat
penerima bahkan sampai industri pembuatan komponen-komponen tersebut.
Karena tanpa bisa memproduksi , negara tesebut akan selalu bergantung.

Pertanyaan berikutnya lalu standar mana yang harus dipakai ?
MUSE, HD-MAC atau ADTV-nya Amerika.
Untuk menjawab pertanyaan ini dan sekaligus menyelesaikan
persoalan-persoalan idealisai sistem penyiaran diatas kiranya
diperlukan strategi dan pentahapan yang terpadu. Karena teknologi HDTV
tidak semata-mata teknologi televisi saja, maka demi keterpaduan sebaiknya
di dalam pengkajian , maupun pengembangannya dilakukan oleh beberapa
instansi dan industri yang terkait, seperti Telekomunikasi (TELKOM),
Perguruan Tinggi, Pengkajian Teknologi (BPPT,LIPI), Industri elektronika
(INTI, LEN,National, Elektrindo) , Kementrian Industri dan Perdagangan
(Indag), dsb-nya.
Sebagai contoh keterpaduan yang dilakukan di Jepang untuk
pengembangan industri televisi yang dimulai dekade 50. Dengan dimotori
oleh Pusat Riset dan Pengembangan NHK, Jepang memaksa industri-
industri dalam negeri (SONY, Matsuhita, dll) untuk bisa memproduksi
Televisi dan komponen terkait dengan orientasi mula pasar dalam negeri.

Dengan dilaksanakan siaran secara langsung melalui media televisi
upacara pernikahan kaisar (emperor) Akihito pada tahun 1959,
meledaklah industri televisi di Jepang .
Akhirnya seperti kita ketahui dengan baik bahwa Jepang telah
bisa merajai teknologi televisi dan pasar dunia. , bahkan telah
berhasil menayangkan program HDTV 8 jam sehari (mulai 25 Nopember 1991).
Yang menjadi harapan Jepang selanjutnya adalah bahwa pasaran
Hi- Vison-nya (HDTV) akan meledak pada pernikahan mahkota berikutnya
Naruhito dengan Masako Owada pada bulan Juni ini. Namun ini masih
menjadi pertanyaan karena harganya masih mahal (1.0 juta yen), sehingga
sampai akhir Mei ini jumlah pesawat penerimanya baru sekitar 10.000.
Para peneliti Jepang sedang berusaha habis-habisan untuk bisa mengeffisien-
kan komponen IC-nya sehingga diharapkan harganya menjadi murah.

Contoh lain adalah Korea Selatan, mereka tidak terburu-buru
mengadakan penyelenggaraan-nya disaat standar belum mapan,
namun yang mereka kejar adalah bagaiamana memproduksi HDTV untuk bisa
di ekspor, sehingga mereka mengirimkan ahli-ahli-nya yang bisa membu-
at HDTV ke Jepang , Eropa, Amerika. Kegiatan ini adalah merupakan konsorsium
dari pemerintah dan industri-industri terkait seperti Golden Star, Samsung ,
Daewo, Korean Telocom dsb-nya.

Proyek pengembangan produksi HDTV di Korea ini dimulai sejak tahun
1989, dengan biaya 100 milyar won, 60 prosen diantara-nya dikeluarkan dari
kocek pemerintah. Target yang mereka harapkan adalah, konfigurasi dasar
(prototipe) akan selesai dilaksanakan pada tahun 1993, sedangkan secara
ambisius pada tahun 1995 nanti bisa membuat produksi secara masal.
Kelihatannya sangat netral dan beralasan sekali ,saran seorang
mantan peneliti dari NHK yang sekarang menjadi guru besar di salah
satu perguruan tinggi di Jepang, yang menyatakan bahwa kalau negara
berkembang ingin mengembangkan sistem siaran HDTV, maka yang perlu
dibenahi dulu antara lain adalah , perbanyaklah ahli elektronika
(pendidikan) dan yang terkait sehingga bisa membuat , menjalankan dan
memasarkan industri elektronika secara mandiri. Menurut beliau kalau
ini dikerjakan mulai sekarang dengan kerja keras (Gambate /bahasa
Jepang), mudah-mudahan penyelenggaraan sistem siaran HDTV ini bisa
dilaksanakan dalam kurun 10 tahun yang akan datang.

4. PROSES KERJA PEMANCAR TV-UHF
Pembangunan Pemancar TV-UHF di Daerah Perbatasan
Tujuan:
Tujuan Kegiatan adalah Melaksanakan Pembangunan Infrastruktur Jaringan Pemancar Televisi yang dapat menjangkau semaksimal mungkin wilayah Perbatasan baik diwilayah perbatasan dengan Malaysia maupun dengan Filipina dan memberikan kemampuan teknis operasional bagi pemerintah daerah setempat agar nantinya bisa dan mampu secara mandiri mengoperasikan jaringan televisi tersebut.

Kegiatan:
Tersedianya suatu Sistem jaringan Transmisi TV Nasional di di dua Lokasi (Kabupaten Sambas dan Kabupaten kep. Sangihe) di wilayah Perbatasan Malaysia dan Philipina dan Peningkatan kemampuan SDM di daerah didalam pengelolaan dan pengoperasian sistem Pemancar TV melalui proses alih teknologi, pelatihan dan sosialisasi sebagai upaya pengurangan kesenjangan informasi bagi masyarakat didaerah perbatasan menuju ke masyarakat yang berbasis kepada information sosiety

Hasil:
Kwantitatif :
1. Perangkat Keras Sistem Pemancar TV-UHF yang terdiri dari input Video player, perangkat Programmable Input Elektronik, Perangkat Power RF Pemancar TV UHF 500 W dan Perangkat Sistem Antena
2. Gedung dan Menara berikut penangkal petir.
3. Prasarana dan pendukung berupa instalasi listrik , penerangan bangunan (indoor dan outdoor) , Sistem pendingin (AC) , tangki persediaan air bersih.
Kwalitatif
1. Diseminasi informasi baik yang berskala-nasional, regional dan lokal baik berupa pendidikan, berita dan hiburan bagi masyarakat perbatasan melalui siaran Televisi multikanal.
2. Peningkatan taraf pendidikan dan pengetahuan masyarakat akan informasi yang diharapkan akan berdampak positif bagi taraf hidup masyarakat didaerah perbatasan melalui siaran-siaran nasional TV.

Rabu, 04 Juni 2008

PERKENALKAN LABEL FILM PADA ANAK-ANAK

Di Indonesia saat ini tidak ada aturan baku mengenai pelabelan terhadap titel-titel hiburan seperti acara televisi, film atau permainan. Walaupun mungkin ada, tetapi saya tidak melihat aturan-aturan tersebut ditegakkan. Dulu, setiap film yang diputar di bioskop memiliki rating: semua umur, 13 tahun ke atas atau 17 tahun ke atas. Walaupun demikian saya tidak pernah melihat aturan-aturan tersebut diikuti oleh para penonton, masih banyak penonton di bawah usia yang memasuki ruang bioskop yang memutar film dewasa. Dan akhir-akhir ini saya juga tidak melihat adanya pelabelan tersebut pada film-film yang diputar di bioskop.

Jika bukan orang tua, siapa lagi yang dapat mengawasi jenis hiburan yang dikonsumsi oleh anak-anaknya? Jika anda memiliki anak, cobalah beri pengertian terhadap jenis-jenis pelabelan supaya anak anda dapat mengetahui titel-titel mana saja yang pantas dikonsumsi olehnya. Berikut ini adalah jenis-jenis pelabelan media hiburan yang perlu anda semua perkenalkan kepada anak-anak anda.


Acara Televisi

Beberapa stasiun televisi saat ini menggunakan label pada acara-acara yang tidak pantas untuk dikonsumsi oleh anak-anak di bawah umur. Label ini biasanya diletakkan pada pojok kiri atas atau kanan atas layar televisi. Sayangnya pelabelan ini dilakukan secara sukarela oleh stasiun televisi dan tidak ada standardisasi antara stasiun televisi.BO (bimbingan orang tua). Temanilah anak-anak anda dalam menonton acara televisi yang memiliki label BO. Berilah anak-anak anda informasi secukupnya selama mereka menonton acara televisi tersebut. DW, 17 atau 17+ (khusus dewasa). Jangan izinkan anak-anak anda yang masih di bawah umur (di bawah 17 tahun) untuk menonton tayangan yang memiliki label tersebut. Gantilah saluran televisi jika anak-anak anda tetap ingin menonton televisi.

Film Pada DVD, VCD, Laserdisc atau Kaset VideoKebanyakan DVD dan VCD film yang beredar di pasaran saat ini tidak diimpor secara legal, sehingga proses masuknya titel-titel itu pun tidak melalui Badan Sensor Film. Walaupun demikian, sebagian besar titel-titel bajakan tersebut memiliki sampul yang sama dengan titel aslinya yang menyertakan pelabelan dari MPAA. Pada DVD, label biasanya diletakkan di bagian bawah dari sampul belakang DVD.Ada lima jenis pelabelan dari MPAA:G - General AudiencesFilm ini dapat dinikmati oleh semua umur, termasuk anak anda.PG - Parental Guidance Suggested.

Beberapa bagian tidak pantas dikonsumsi oleh anak-anak. Sebaiknya temani anak-anak anda selama menonton film ini.PG-13 - Parents Strongly Cautioned.Beberapa bagian tidak pantas dikonsumsi oleh anak-anak di bawah 13 tahun. Laranglah anak-anak anda yang di bawah 13 tahun untuk menonton film ini. Rated R - Restricted. Temanilah anak-anak anda yang di bawah 17 tahun selama menonton film dengan label ini. Rated NC-17. Laranglah anak-anak anda yang di bawah 17 tahun untuk menonton film dengan label ini. NR - Not Rated. Film ini belum sempat diberi label oleh MPAA. Carilah informasi mengenai label film ini dari situs web seperti IMDB sebelum mengizinkan anak anda menonton film ini. Jika tidak ada atau belum ada label, sebaiknya anda coba dahulu menonton tayangan ini sendiri tanpa anak anda atau hindari anak-anak anda menonton film ini. Film BioskopWalaupun sudah melalui penyensoran oleh Badan Sensor Film, tayangan-tayangan film di bioskop seringkali tidak menyertakan label. Untuk itu sebaiknya carilah dahulu informasi mengenai film ini di IMDB. IMDB memiliki informasi dari berbagai negara, dan terkadang pelabelan dari setiap negara berbeda-beda. Pilihlah pelabelan dari negara-negara yang memiliki kultur yang mirip dengan Indonesia, misalnya Singapura atau Malaysia.Video GamesKasus yang paling parah menurut saya adalah video game. Orang tua sepertinya masih berangggapan bahwa video game adalah jenis hiburan khusus anak-anak. Padahal sangat banyak titel-titel video game yang diperuntukkan untuk kalangan dewasa dan titel-titel ini sangat laku keras di kalangan anak-anak. Di Indonesia, titel-titel video game saat ini juga sama sekali tidak tersentuh oleh regulasi.Ada dua organisasi yang melakukan pelabelan pada video game, ESRB di Amerika Serikat dan PEGI di Uni Eropa.Pelabelan oleh ESRB dilakukan pada sampul depan dan sampul belakang video game. Pada sampul depan dicantumkan label misalnya ‘Teen’ pada bagian kiri bawah atau kanan bawah. Sedangkan pada sampul belakang dicantumkan keterangan lebih lengkap dari pelabelan tersebut pada kiri bawah atau kanan bawah.

Pelabelan dari ESRB adalah:

eC (Early Childhood): Isi video game ini cocok untuk anak-anak dari 3 tahun sampai 10 tahun. E (Everyone): Isi video game cocok untuk anak-anak 6 tahun ke atas. T (Teen): Isi video game cocok untuk 13 tahun atau lebih. M (Mature): Isi video game cocok untuk 17 tahun atau lebih. AO (Adults Only): Isi video game hanya cocok untuk orang dewasa, tidak cocok untuk orang di bawah 18 tahun. RP (Rating Pending): Produk ini belum diberi label oleh ESRB. Biasanya label ini diletakkan pada situs web atau iklan mengenai sebuah produk game yang belum dirilis.

Menyimpan Film Dengan Magazin

. Pemeriksaan magazin untuk menyakinkanbahwa magazin tahan terhadap sinar danmasih dapat dioperasikan sebelum disimpan.
. Pembersihan magazin film dan dipastikanmagazin bersih sebelum disimpan.
. Dipastikan bahwa ruang/tas penyimpan tahansinar dan bahwa pencampuran sisi film dapatdikenali di tas atau ruang anti cahaya.
. Identifikasi stok dan nomer kelompok filmdengan benar sebelum diikat dan disimpan.. Penggunaan tanda ujung selama pengambilangambar untuk menghindari tindakan berakibatsia-sia.
. Perhatikan sumber, baca dan pahami bukupanduan dan melakukan penjilidan bilamanaperlu.
. Labelisasi magazin dengan mempertimbangkankerugian terhadap kondisi cuaca, bahayalingkungan dan prosedur penanganan yangbenar.
. Pengurutan sejumlah magazin untuk keperluanpersyaratan pembuatan film.
. Perhatian terhadap masalah dan kerusakan dandilakukan tindakan perbaikan yang sesuai.
. Pelengkapan dokumen dan dipastikan dokumencermat dan dapat dibaca.

Memasang magazin pada kamera
. Bersihkan kamera untuk memastikan kamerabebas debu, pasir dan benda asing lainnya danperiksa semua fungsi dapat dioperasikansebelum menampilkan film.. Simpan magazin yang sudah dipasang padakamera yang diperlukan.
. Pemasangan kamera dengan memberi perhatianpada kerugian karena cuaca, bahaya lingkungandan prosedur penanganan untuk menghindarikerugian selama pengikatan.
. Koordinasi terus menerus dengan personil yangrelevan dan pahami dan pastikan persyaratanfilm selama pembuatan film.

Melepas film dari magazin
. Dipastikan ruang penyimpan/tas anti cahaya
Pemilihan jenis dan ukuran kaleng film untukpenyimpanan digudang dan transportasi filmyang ditayangkan.
. Penyimpanan film dan labelisasi kaleng film,dengan memberi pertimbangan pada kerugianakibat cuaca, bahaya lingkungan dan prosedurpenanganan yang benar untuk menghindarikerusakan selama pengoperasian.
. Penggunaan isolatip pada kaleng film denganaman untuk melindungi dari cahaya.
. Pembersihan magazin film dan dipastikanmagazin bersih sebelum disimpan.

Menyimpan Magazine Dengan Film

Magazine adalah tempat untuk menyimpan film.Prinsipnya mengambil tugas darkroom.Film aman di dalamnya.Magazine memasok dan menyimpan film setelah di cahayai.

Mengkoordinir Dan Mengisi Stok Film

ELEMEN KOMPETENSIKRITERIA UNJUK KERJA

01 Mengisi dan memelihara batery selama pembuatan film
1.1. Dipastikan bahwa sumber tenaga cukup dan tersedia.
1.2. Alat pengisi dipastikan sesuai dengan batery yang digunakan.
1.3. Pengisian batery dengan aman menurut rekomendasi perusahaan.
1.4. Batery yang sudah diisi dipelihara untuk memenuhi syarat pengambilan gambar.
1.5. Pemberian label batery menurut setatusnya.

02 Mengkoordinasikan stok film dan peralatan yang digunakan untuk pembuatan film
2.1. Koordinasi dengan personil yang terkait.
2.2. Kepastian jadwal pembuatan film dan rasiopersonil yang relevan.
2.3. Pemilihan stok film yang benar dan peralata lain untuk meyakinkan bahwa stok ada dalamjumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jadwal produksi.
2.4. Kelengkapan stok yang diperlukan dan yakinkan adanya waktu pengambilan film.
2.5. Kepastian stok film dan nomer golongan ‘batch’ cocok dengan persyaratan.
2.6. Pencatatan dengan cermat pencampuran kelompok dan jumlah strip.
2.7. Penyimpanan dan pengepakan stok film untukmenghindari kerusakan dan lindungi terhadap bahaya lingkungan.
2.8. Labelisasi kaleng film dengan cermat.
2.9. Pemantauan stok mengenai tanggal kedaluwarsanya.
2.10. Dokumentasi catatan stok dengan cermat dan dapat dibaca.
2.11. Pelengkapan lembar laporan kamera dengan cermat, terbaca dan sesuai dengan skedul.
2.12. Dokumentasi dan pengelompokkan stok yang digunakan selama produksi.
2.13. Pemantauan stok dan pemberitahuan pada personil yang relevan untuk meyakinkanbahwastok masih tersedia cukup selama produksi.

03 Menyimpan magazindengan film
3.1. Pemeriksaan magazin untuk menyakinkan bahwa magazin tahan terhadap sinar dan masih dapat dioperasikan sebelum disimpan.
3.2. Pembersihan magazin film dan dipastikan magazin bersih sebelum disimpan.
3.3. Dipastikan bahwa ruang/tas penyimpan tahan sinar dan bahwa pencampuran sisi film dapatdikenali di tas atau ruang anti cahaya.
3.4. Identifikasi stok dan nomer kelompok film dengan benar sebelum diikat dan disimpan
3.5. Penggunaan tanda ujung selama pengambilan gambar untuk menghindari tindakan berakibatsia-sia.
3.6. Perhatikan sumber, baca dan pahami buku panduan dan melakukan penjilidan bilamanaperlu.
3.7. Labelisasi magazin dengan mempertimbangkankerugian terhadap kondisi cuaca, bahayalingkungan dan prosedur penanganan yang benar.
3.8. Pengurutan sejumlah magazin untuk keperluan persyaratan pembuatan film.
3.9. Perhatian terhadap masalah dan kerusakan dan dilakukan tindakan perbaikan yang sesuai.
3.10. Pelengkapan dokumen dan dipastikan dokumencermat dan dapat dibaca.


4.Memasang magazin pada kamera
4.1. Bersihkan kamera untuk memastikan kamera bebas debu, pasir dan benda asing lainnya dan periksa semua fungsi dapat dioperasikansebelum menampilkan film.
4.2. Simpan magazin yang sudah dipasang padakamera yang diperlukan.
4.3. Pemasangan kamera dengan memberi perhatianpada kerugian karena cuaca, bahaya lingkungandan prosedur penanganan untuk menghindarikerugian selama pengikatan.
4.4. Koordinasi terus menerus dengan personil yang relevan dan pahami dan pastikan persyaratanfilm selama pembuatan film.

05 Melepas film dari magazin
5.1. Dipastikan ruang penyimpan/tas anti cahaya.
5.2. Pemilihan jenis dan ukuran kaleng film untuk penyimpanan digudang dan transportasi filmyang ditayangkan.
5.3. Penyimpanan film dan labelisasi kaleng film, dengan memberi pertimbangan pada kerugianakibat cuaca, bahaya lingkungan dan prosedur penanganan yang benar untuk menghindari kerusakan selama pengoperasian.
5.4. Penggunaan isolatip pada kaleng film dengan aman untuk melindungi dari cahaya.
5.5. Pembersihan magazin film dan dipastikan magazin bersih sebelum disimpan.

06 Menyiapkan dan mengirim film sebelum proses
6.1. Koordinasi dengan personil terkait dan pastikan persyaratan alur waktu selama proses dan pengembalian film.
6.2. Pencatatan kelompok film dan jumlah strip.
6.3. Penggabungan dengan jelas dan cermat laporan dan dokumen khususnya laporan film gambar.
6.4. Pengiriman film ke lab yang masih dalam batas tanggal untuk segera diproses.
6.5. Pemberian instruksi pemrosesan dengan jelas pada lab untuk meyakinkan bahwa prosesdilakukan menurut batas tanggal perusahaan.
6.6. Kepastian dan pertimbangan kemampuan lab untuk memenuhi batas tanggal jadwal produksi.
6.7. Informasi kepada personil yang relevan tentang harapan terhadap film yang diproses sesuaidengan urutan waktu.

BATASAN VARIABEL
1. Lingkungan dimana multi kamera televisi digunakan meliputi:
1.1. Pada lokasi - interior
1.2. Pada lokasi - eksterior
1.3. Pada siang hari
1.4. Pada malam hari

2. Pengambilan gambar meliputi:
2.1. Penggunaan kamera tunggal
2.2. Penggunaan kamera multi

3. Jenis - jenis produksi meliputi:
3.1. Feature film
3.2. Dokumentasi
3.3. Film pendek
3.4. Produksi beranimasi
3.5. Iklan
3.6. Peristiwa atau kemampuan yang difilmkan

4. Jenis-jenis film meliputi:
4.1. Warna
4.2. Stok film
4.3. Hitam putih
4.4. Stok mundur

5. Persyaratan penyimpanan meliputi:
5.1. Ruang Gelap
5.2. Tas Pengganti

6. Dokumentasi meliputi:
6.1. Permintaan stok
6.2. Laporan stok
6.3. Laporan Kesalahan
6.4. Label kaleng film
6.5.Label magazin film
6.6. Instruksi proses lab
6.7. Jadwal produksi
6.8. Laporan klise gambar

7. Laporan dapat :
7.1. Dibuat dengan komputer
7.2. Ditulis tangan

8. Pengetesan kamera meliputi :
8.1. Pengecekan panjang tempat ukuran
8.2. Jalur film dan akurasi pengikatan
8.3. Pelurusan ikatan
8.4. Perputaran lambat dan perputaran cepat

9. Personel yang terkait meliputi:
9.1. Supervisor
9.2. Kepala bagian
9.3. Pengarah fotografi
9.4. Sutradara
9.5. Operator kamera
9.6. Penarik fokus9
9.7. Pengarah teknik
9.8. Staf teknik lain
9.9. Staf spesialis lain
9.10. Staf lab

PANDUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjangPenilaian harus meliputi bukti pengetahuan utama dan keterampilan dalambidang-bidang berikut:
1.1. Jenis film dan karakternya – hitam dan putih/ warna, kepekaan cahaya,misalnya kecepatan dan ruang gerak, persyaratan temperatur.
1.2. Perbedaan format film dan kegunaannya.
1.3. Prinsip penanganan film dan penyimpanannya.
1.4. Prosedur pengendalian stok, khususnya berkaitan dengan jenis-jenisbarang yang mudah rusak.
1.5. Efek cahaya pada film yang tidak ditayangkan dan yang ditayangkan.
1.6. Ragam peralatan kamera.
1.7. Kompatibilitas jenis film pada peralatan kamera.
1.8. Pengertian prinsip fotografi secara luas seperti penayangan, hubungantonal, sumber cahaya, keseimbangan dan warna temperatur dankompensasi.
1.9. Pengertian proses pengoperasian lab secara luas.
1.10. Prinsip pengaturan waktu dan koordinasi fungsi pekerjaan pada skedulkerja yang ketat.

2. Konteks
2.1. Penilaian dapat terjadi pada pekerjaan, diluar pekerjaan atau campurankeduanya. Tetapi, penilaian pada unit ini akan sangat efektif dilakukanpada pekerjaan sebab adanya persyaratan lingkungan kerja yangspesifik.
2.2.Penilaian diluar kerja harus dilakukan pada lingkungan kerja yangmendekati tempat kerja yang disimulasikan mendekati tempat kerja.
2.3. Metode penilaian harus meliputi pengamatan kemampuan selamapraktek demo. Pengamatan langsung memerlukan kejadian lebih darisatu untuk menetapkan konsistensi kemampuan. Serangkaian metodeuntuk mengakses penerapan pengetahuan pendukung utama harusmenyokong dan mungkin meliputi :
2.3.1. Contoh kerja atau kegiatan kerja yang disimulasikan
2.3.2. Pertanyaan lesan/wawancara
2.3.3. Proyek/laporan/buku catatan kemajuan
2.3.4. Laporan pihak ketiga dan prestasi otentik sebelumnya
2.3.5. Bukti penilaian

3. Aspek penting penilaianKarena persyaratan utama dalam koordinasi stok video adalah koordinasidokumen, penilaian seharusnya memberi perhatian pada produksi serangkaiandokumen yang relevan yang meliputi :
3.1. Pemberian label kaleng film yang ditayangkan Stok rekaman
3.2. laporan klise gambar
3.3. Catatan manajemen produksi
3.4. Catatan stok

4. Kaitan dengan unit-unit lainnya
4.1 Keterkaitan unit kompetensi untuk penilaian akan bervariasi denganproject atau scenario tertentu. Unit ini penting untuk suatu rangepelayanan teknologi Informasi dan oleh karena ituu harus dinilai secarakeseluruhan dengan unit technical/support.
4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit iniperlu dilakukan dengan hati-hati. Untuk pelatihan pra-kejuruan umum,institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkanserangkaian konteks industri seutuhnya tanpa bias terhadap sektortertentu. Batasan variabel akan membantu dalam hal ini. Untuk sektortertentu/ khusus, pelatihan harus disesuaikan agar dapat memenuhikebutuhan sektor tersebut.